off

Renungan Harian

MENGAKU DIKUDUSKAN, SAMBIL MENOLAK MENURUTI ALLAH

Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?” Yeremia 5:31
Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” Matius 24:24.

“Kristus mengamarkan para pengikut-Nya, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Matius 7:15) Dia menasihati kita untuk tidak tertipu ketika gembala palsu menyampaikan ajaran mereka. Orang-orang ini memberi tahu kita bahwa perintah-perintah Allah telah dihapuskan pada saat kematian Kristus. Haruskah kita mempercayai mereka, orang-orang yang mengaku disucikan, sementara mereka menolak untuk menaati Tuhan? Mereka mengatakan Tuhan telah memberi tahu mereka bahwa mereka tidak perlu mematuhi Sepuluh Perintah; tetapi apakah Tuhan telah memberi tahu mereka hal ini? Tentu tidak, sebab Tuhan tidak berbohong…
Kita perlu mengetahui bagi diri kita sendiri, suara apa yang kita dengarkan, apakah itu suara Tuhan yang benar dan hidup atau suara si murtad besar ….
Ketika bayangan bertemu yang aslinya dalam kematian Kristus, persembahan korban dihentikan. Hukum upacara telah dihapuskan. Tetapi, oleh penyaliban, hukum Sepuluh Perintah justru ditegakkan. Injil tidak membatalkan hukum, atau mengurangi satu hal pun dari tuntutannya. Itu tetap menuntut kekudusan dalam segala hal. Itu adalah gema dari suara Tuhan sendiri, yang memberikan undangan kepada setiap jiwa, Naiklah lebih tinggi. Jadilah suci, dan lebih suci.” –Evangelism, hal. 597, 598.

Pertanyaan untuk direnungkan:
Apakah saya dikuduskan, bila saya menolak mentaati Allah melalui perbuatan-perbuatan salah saya?
Apakah saya seorang Kristen yang telah lahir baru dalam arti terlihat sebagai seorang anggota jemaat yang setia, namun masih terus melakukan kesalahan yang sama yang menjadi kebiasaan saya?
Apakah dengan jujur saya mendengar dan mengikuti suara Allah yang berbicara kepada saya menyatakan, ‘Naiklah lebih tinggi, jadilah suci, dan lebih suci’?

Bila memiliki pertanyaan, jangan tunda lagi, silahkah tanyakan dalam kolom komentar di bawah ini.

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×